Baru-baru ini, pasar enkripsi mengalami penyesuaian harga yang signifikan, harga Bit dan Ethereum sama-sama turun, memicu perhatian luas dari para investor. Dalam gelombang volatilitas ini, investor ritel umumnya menunjukkan emosi panik, sementara investor institusi besar menunjukkan sikap yang sangat berbeda.
Menurut laporan, pada hari kedua setelah harga cryptocurrency turun drastis, perusahaan manajemen aset terkenal BlackRock dengan tegas membeli Bitcoin senilai 523 juta dolar dan Ethereum senilai 519 juta dolar. Tindakan ini memicu perbincangan hangat di pasar dan juga memberikan kita kesempatan untuk merenungkan strategi investasi.
Polanya perilaku investor institusi ini sebenarnya mencerminkan ide 'investasi terbalik'. Mereka cenderung tidak membeli saat sentimen pasar sedang tinggi, tetapi memilih untuk masuk saat sentimen panik menyebar. Logika di balik strategi ini adalah bahwa ketakutan pasar sering kali berarti aset dinilai rendah, memberikan kesempatan beli yang baik bagi investor jangka panjang.
Sebaliknya, banyak investor ritel mudah terpengaruh oleh fluktuasi pasar jangka pendek, mengalami emosi panik saat harga turun, dan membuat keputusan untuk menjual. Perilaku ini dapat menyebabkan chip harga rendah dijual terlalu awal, dan melewatkan kemungkinan rebound pasar yang muncul selanjutnya.
Perlu dicatat bahwa fluktuasi siklis di pasar ini sering kali akan stabil setelah beberapa waktu, dan harga mungkin akan naik kembali. Dalam proses ini, para investor yang menjual di posisi rendah mungkin akan menemukan bahwa aset berkualitas tinggi yang mereka miliki telah diserap oleh investor institusi.
Fenomena ini mengingatkan kita bahwa sangat penting untuk tetap tenang dan rasional di pasar investasi. Kita tidak seharusnya terpengaruh oleh fluktuasi pasar jangka pendek, tetapi harus fokus pada nilai jangka panjang, memahami siklus pasar, dan membuat keputusan investasi yang bijak pada waktu yang tepat. Selain itu, kita juga harus menyadari kemampuan kita dalam menanggung risiko dan merumuskan strategi investasi yang sesuai dengan situasi pribadi.
Secara keseluruhan, perbedaan kinerja antara investor institusi dan ritel di pasar memberikan kita wawasan investasi yang berharga. Memahami dan mengambil pelajaran dari strategi investor institusi, sambil menggabungkannya dengan situasi nyata kita, mungkin dapat membantu investor meraih hasil yang lebih baik di pasar yang kompleks dan berubah-ubah.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
4 Suka
Hadiah
4
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
MetaNomad
· 8jam yang lalu
suckers lagi-lagi dipermainkan
Lihat AsliBalas0
BottomMisser
· 8jam yang lalu
Satu jam yang lalu terus-menerus cut loss sekarang menyesal langsung menghantam lantai
Lihat AsliBalas0
OnchainArchaeologist
· 8jam yang lalu
Siapa yang bukan suckers yang belajar baik setelah dipermainkan tiga kali?
Lihat AsliBalas0
RugPullAlarm
· 8jam yang lalu
Dompet Beileide telah melacak, dalam 72 jam terakhir aliran dana bersih sebesar 10,42 miliar, investor ritel akan kembali di play people for suckers.
Lihat AsliBalas0
OnChainDetective
· 8jam yang lalu
5亿刀...melihat pola alamat yang familiar, lagi-lagi teman-teman lama itu yang menerima barang
Baru-baru ini, pasar enkripsi mengalami penyesuaian harga yang signifikan, harga Bit dan Ethereum sama-sama turun, memicu perhatian luas dari para investor. Dalam gelombang volatilitas ini, investor ritel umumnya menunjukkan emosi panik, sementara investor institusi besar menunjukkan sikap yang sangat berbeda.
Menurut laporan, pada hari kedua setelah harga cryptocurrency turun drastis, perusahaan manajemen aset terkenal BlackRock dengan tegas membeli Bitcoin senilai 523 juta dolar dan Ethereum senilai 519 juta dolar. Tindakan ini memicu perbincangan hangat di pasar dan juga memberikan kita kesempatan untuk merenungkan strategi investasi.
Polanya perilaku investor institusi ini sebenarnya mencerminkan ide 'investasi terbalik'. Mereka cenderung tidak membeli saat sentimen pasar sedang tinggi, tetapi memilih untuk masuk saat sentimen panik menyebar. Logika di balik strategi ini adalah bahwa ketakutan pasar sering kali berarti aset dinilai rendah, memberikan kesempatan beli yang baik bagi investor jangka panjang.
Sebaliknya, banyak investor ritel mudah terpengaruh oleh fluktuasi pasar jangka pendek, mengalami emosi panik saat harga turun, dan membuat keputusan untuk menjual. Perilaku ini dapat menyebabkan chip harga rendah dijual terlalu awal, dan melewatkan kemungkinan rebound pasar yang muncul selanjutnya.
Perlu dicatat bahwa fluktuasi siklis di pasar ini sering kali akan stabil setelah beberapa waktu, dan harga mungkin akan naik kembali. Dalam proses ini, para investor yang menjual di posisi rendah mungkin akan menemukan bahwa aset berkualitas tinggi yang mereka miliki telah diserap oleh investor institusi.
Fenomena ini mengingatkan kita bahwa sangat penting untuk tetap tenang dan rasional di pasar investasi. Kita tidak seharusnya terpengaruh oleh fluktuasi pasar jangka pendek, tetapi harus fokus pada nilai jangka panjang, memahami siklus pasar, dan membuat keputusan investasi yang bijak pada waktu yang tepat. Selain itu, kita juga harus menyadari kemampuan kita dalam menanggung risiko dan merumuskan strategi investasi yang sesuai dengan situasi pribadi.
Secara keseluruhan, perbedaan kinerja antara investor institusi dan ritel di pasar memberikan kita wawasan investasi yang berharga. Memahami dan mengambil pelajaran dari strategi investor institusi, sambil menggabungkannya dengan situasi nyata kita, mungkin dapat membantu investor meraih hasil yang lebih baik di pasar yang kompleks dan berubah-ubah.