Mengapa negara dan lembaga harus merangkul stablecoin?

Dalam konteks transformasi digital yang dipercepat dalam sistem keuangan global, mengapa negara dan lembaga harus mengadopsi stablecoin menjadi topik yang sangat diperhatikan. Stablecoin sebagai aset enkripsi yang terikat pada mata uang fiat tradisional, dengan nilai yang stabil dan kemampuan pembayaran lintas batas yang efisien, sedang mendefinisikan ulang ekosistem keuangan. Dari kebijakan pemerintah hingga strategi perusahaan, semakin banyak negara dan lembaga mulai memasukkan stablecoin ke dalam pandangan mereka. Artikel ini akan membahas secara mendalam alasan di balik fenomena ini dan menganalisis dampaknya yang mendalam terhadap ekonomi global dan pasar keuangan.

Apa itu stablecoin dan pentingnya?

Stablecoin adalah jenis mata uang digital yang terikat pada mata uang fiat (seperti dolar AS, euro) atau aset lainnya (seperti emas), yang memiliki volatilitas nilai jauh lebih rendah dibandingkan dengan cryptocurrency tradisional seperti Bitcoin atau Ethereum. Stablecoin yang umum termasuk USDT (Tether), USDC (USD Coin), dan DAI. Mereka menjamin stabilitas nilai melalui mekanisme pengikatan dan aset cadangan, menjadi jembatan yang menghubungkan keuangan tradisional dengan teknologi blockchain.

Pentingnya stablecoin terletak pada kemampuannya untuk mengatasi masalah volatilitas tinggi di pasar koin, sekaligus menyediakan kemampuan transaksi lintas batas yang cepat dan biaya rendah. Ini menjadikan mereka memiliki potensi besar dalam bidang pembayaran, pengiriman uang, dan keuangan terdesentralisasi (DeFi), sehingga menarik perhatian luas dari negara dan lembaga.

Mengapa Negara dan Institusi Harus Mengadopsi Stablecoin? Lima Alasan Inti

  1. Meningkatkan efisiensi pembayaran lintas batas dan mengurangi biaya

Pembayaran lintas batas tradisional bergantung pada jaringan bank dan sistem SWIFT, waktu transaksi lama (biasanya 3-5 hari), dan biaya yang tinggi (rata-rata 1%-3%). Namun, stablecoin melalui teknologi blockchain memungkinkan transaksi hampir waktu nyata, dengan biaya serendah beberapa sen. Contohnya, USDT, yang volume transaksinya harian telah melebihi ratusan miliar dolar, jauh lebih baik daripada sistem pembayaran tradisional. Inilah mengapa banyak negara (seperti El Salvador) mencoba untuk mengintegrasikannya ke dalam sistem pembayaran nasional, serta institusi (seperti PayPal) yang mengintegrasikannya ke dalam platform pembayaran.

  1. Melawan dominasi dolar dan mendorong kedaulatan finansial

Dengan dominasi dolar dalam sistem keuangan global yang memicu kontroversi, beberapa negara berharap untuk mengurangi ketergantungan pada dolar melalui stablecoin. Misalnya, China sedang menjajaki renminbi digital (e-CNY), sementara negara-negara berkembang lainnya mempertimbangkan untuk menerbitkan stablecoin nasional mereka sendiri untuk meningkatkan kedaulatan keuangan. Mengapa negara dan lembaga harus memeluk stablecoin? Sebagian alasannya adalah karena mereka menawarkan alternatif terdesentralisasi yang memungkinkan negara-negara untuk menghindari perantara keuangan tradisional dalam perdagangan internasional.

  1. Mendukung keuangan terdesentralisasi (DeFi) dan ekonomi inovatif

Stablecoin adalah bagian inti dari ekosistem DeFi, yang banyak digunakan untuk pinjaman, perdagangan, dan penambangan likuiditas. Investor institusi (seperti Fidelity dan BlackRock) berpartisipasi dalam DeFi melalui stablecoin, mendapatkan hasil tinggi, sambil menghindari volatilitas tajam dari koin. Negara juga melihat potensi stablecoin dalam mendorong inovasi ekonomi digital, misalnya Uni Eropa sedang meneliti bagaimana memasukkan stablecoin ke dalam MiCA (Kerangka Regulasi Pasar Aset Enkripsi) untuk mendukung kemajuan teknologi.

  1. Menghadapi inflasi dan ketidakpastian ekonomi

Di tengah tekanan inflasi dan depresiasi mata uang yang dihadapi oleh ekonomi global, stablecoin memberikan sarana penyimpanan nilai bagi individu dan institusi. Terutama di daerah dengan ketidakstabilan ekonomi (seperti Venezuela, Argentina), penggunaan stablecoin seperti USDC oleh penduduk untuk melindungi nilai telah menjadi kebiasaan. Negara-negara dan institusi dapat melindungi nilai aset mereka di masa-masa sulit dengan memiliki atau mendukung stablecoin, inilah juga mengapa negara dan institusi harus mengadopsi stablecoin menjadi dorongan penting.

  1. Kepatuhan Regulasi dan Penataan Strategis Mata Uang Digital

Dengan semakin ketatnya regulasi cryptocurrency, stablecoin menjadi pilihan utama bagi pembuat kebijakan di berbagai negara karena mekanisme cadangan yang transparan dan dapat diawasi. Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) dan Bank Sentral Eropa sedang menyusun kerangka regulasi stablecoin untuk memastikan keamanan dan legalitasnya. Institusi seperti Tether dan Circle secara aktif bekerja sama dengan regulator untuk mengoptimalkan kepatuhan, sementara negara-negara bersaing dengan stablecoin melalui penerbitan mata uang digital bank sentral (CBDC) untuk memperebutkan keunggulan dalam keuangan digital.

Kasus Global: Praktik Spesifik Negara dan Lembaga

El Salvador: Pada tahun 2021, El Salvador menjadi negara pertama yang menjadikan Bitcoin sebagai mata uang resmi, dan secara aktif menjelajahi pembayaran stablecoin, bertujuan untuk meningkatkan inklusi keuangan dan efisiensi pengiriman internasional.

China: Meskipun melarang perdagangan enkripsi, China mendorong digital renminbi, sambil mengamati teknologi stablecoin untuk mengoptimalkan pembayaran lintas batas.

BlackRock: Pada tahun 2024, BlackRock meluncurkan ETF Bitcoin dan berencana untuk mengintegrasikan stablecoin ke dalam produk investasinya, menunjukkan strategi lembaga terhadap stablecoin.

Tether: Sebagai penerbit stablecoin terbesar di dunia, Tether bekerja sama dengan berbagai lembaga keuangan untuk memperluas penggunaan USDT secara global.

Tantangan dan Risiko: Kemana Arah Masa Depan Stablecoin?

Meskipun prospeknya cerah, perkembangan stablecoin juga menghadapi tantangan. Transparansi aset cadangan, tekanan regulasi, dan risiko manipulasi pasar (seperti Tether yang pernah dipertanyakan kekurangan cadangan) adalah masalah utama. Negara dan lembaga perlu menyeimbangkan inovasi dan risiko saat mengadopsi stablecoin, untuk memastikan stabilitas sistemik. Di masa depan, stablecoin mungkin akan bergabung dengan CBDC, membentuk sistem keuangan campuran, yang juga akan mendorong lebih lanjut mengapa negara dan lembaga harus mengadopsi stablecoin.

Kesimpulan: Tren Tidak Terbalik dari Stablecoin

Mengapa negara dan institusi harus mengadopsi stablecoin? Intinya adalah keunggulannya dalam meningkatkan efisiensi, memperkuat kedaulatan, mendukung inovasi, menghadapi ketidakpastian ekonomi, serta memenuhi kebutuhan regulasi. Dari pemerintah hingga perusahaan, stablecoin sedang membentuk kembali lanskap keuangan global. Baik investor individu maupun pembuat kebijakan, mengikuti perkembangan stablecoin akan menjadi kunci keputusan keuangan di masa depan.

Lihat Asli
This page may contain third-party content, which is provided for information purposes only (not representations/warranties) and should not be considered as an endorsement of its views by Gate, nor as financial or professional advice. See Disclaimer for details.
  • Hadiah
  • Komentar
  • Bagikan
Komentar
0/400
Tidak ada komentar
  • Sematkan
Perdagangkan Kripto Di Mana Saja Kapan Saja
qrCode
Pindai untuk mengunduh aplikasi Gate
Komunitas
Bahasa Indonesia
  • 简体中文
  • English
  • Tiếng Việt
  • 繁體中文
  • Español
  • Русский
  • Français (Afrique)
  • Português (Portugal)
  • Bahasa Indonesia
  • 日本語
  • بالعربية
  • Українська
  • Português (Brasil)